8 September 2017

Bingkai Baru Tapi Lama

Saya suka iseng membeli bingkai foto murah-meriah di toko buku atau toko swalayan dekat rumah. Saya suka bingkai sederhana. Kalau kira-kira ada yang saya suka, saya akan beli 2 atau 3 bingkai, setelah itu saya simpan dulu sampai ada foto atau gambar yang pas untuk dibingkai. Kemudian foto/gambar yang sudah dibingkai, saya pajang di dinding ruang gambar (ruang kerja) sebagai penyemangat kala bekerja. Jadi, di ruangan saya itu ada cukup banyak tumpukan bingkai baru yang masih terbungkus plastik dan bingkai bekas yang belum terpakai.

Ada saja niat untuk membingkai foto/gambar-gambar yang istimewa buat saya supaya bisa saya ingat terus atau yang bikin saya semangat berkreasi dan bekerja, atau karena gambarnya saya suka dan bagus untuk dijadikan penghias ruangan. Namun, kadang saya butuh suasana hati yang baik (mood) untuk mengerjakannya, kalau mood-nya sedang tidak ada ya tidak saya kerja-kerjakan sampai lebaran tahun kuda. Jadi harus dipaksakan. Sebetulnya, ruang gambar saya biasa saja, jauh dari kesan artistik. Selama ruangan bersih, nyaman, dan sedikit berantakan, saya pasti akan betah berlama-lama di sana.

Nah, pertengahan Agustus lalu saya punya keinginan membeli art print karya Neil Slorance yang rencananya akan saya pajang di ruang gambar. Selain suka sekali ilustrasi cat airnya, sudah lama juga saya ingin punya lagi ilustrasi karya dia. Lalu saya coba beli lewat toko Etsy-nya. Dari sekian banyak pilihan, terpilih tiga art print berukuran A5 yang paling saya suka. Waktu itu saya ngga kepikiran bingkai apa yang cocok untuk ketiga art print tersebut. Pokoknya dibeli dulu. Ini pertama kali saya membeli art print dari seorang seniman luar negeri, sebelumnya hampir lima tahun yang lalu saya punya art print dan ilustrasi asli karya Neil Slorance berkat menang kompetisi menggambar untuk ulang tahun blognya.

Paket tiba sekitar dua minggu diantar Pak Pos. Langsung saat itu juga ingin saya bingkai dan pajang gambar-gambarnya. Tiba-tiba saya ingat kalau saya punya tiga bingkai kayu warna-warni yang sudah lama sekali saya beli di Giant Supermarket dengan harga cukup murah dan belum terpakai sampai sekarang. Dua bingkai ukuran 6R dan satu bingkai ukuran 8R. Saya perhatikan warna ketiga bingkai itu serasi sekali dengan art print yang baru saya beli. Sempat sedikit sedih karena satu bingkainya tidak seukuran, cat di bagian sudut dan di belakang ketiga bingkai pun terkelupas saking lamanya saya simpan. Tapi setelah saya utak-atik dan coba pasang art print-nya, semuanya pas! Mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Jadi saya tidak perlu membeli bingkai baru lagi. :D

Bingkai baru tapi lama. Di belakang itu sebagian bingkai lama yang belum terpakai :P

Selalu ada secarik terima kasih ^.^

3 komentar:

  1. Mbak, kalau buat sendiri kira2 bgmn caranya ya. Sy ingin membingkai gambar yg sdh menumupk dikamar, tapi msh bingung antara mau membingkainya atau menjilidnya. Sebab, total karyaku hampir setebal makalah, kalo dijilid ketebalan, dibingkai saja mungkin lbh baik. Salam, Mona.

    BalasHapus
  2. Maaf mbak, typo. "Menumpuk"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mona, mungkin bisa coba pilih gambar-gambar yang paling disuka atau yang menurutmu bagus, lalu dibingkai secara bertahap. Gambar/sketsa lainnya cukup disimpan dalam folder (clear holder) supaya mudah dilihat kembali.

      Hapus