25 Januari 2014

21 Januari 2014

Ketika Hujan


Membaca cerita Nicholas "A Rainy Day" jadi ingat, waktu kecil saya selalu senang kalau hujan turun deras di pagi hari, sebab saya dibolehkan orangtua untuk tidak berangkat ke sekolah. Kalau jalanan di depan rumah banjir, saya makin senang. Pas hujan reda, saya keluar rumah diam-diam main air bersama teman-teman sekompleks, sambil cari ikan yang lepas di selokan. Pulangnya basah kuyup, ikan ngga dapat, malah dimarahin mama. Pernah sewaktu banjir masuk rumah, ada ikan mas kecil berenang dalam rumah, akhirnya kami pelihara sampai ikannya besar. Ketika masih kanak-kanak, kita selalu merasa gembira dan ngga takut sama apa pun. Oiya, ada satu yang bikin saya takut, yaitu saat disuruh ibu guru maju ke depan satu-satu mengerjakan soal matematika di papan tulis. :P

Sekarang, tiap hujan turun deras dan hujannya ngga kunjung reda saya selalu cemas dan khawatir. Rasanya sulit untuk bisa menikmati hujan. Apalagi kalau jalanan di depan rumah sudah mulai terendam banjir. Airnya cepat sekali tinggi. Meski banjir kemarin tidak sampai masuk rumah, kami tetap waspada. Mengamankan barang-barang yang sekiranya berharga (barang elektronik, surat-surat berharga, foto, dll.), memindahkan buku-buku di rak bawah ke rak paling atas, menyediakan stok makanan apabila terjebak banjir dalam rumah dan ngga bisa ke mana-mana. Karena pengalaman banjir besar tahun 2007 lalu cukup membekas di hati. Huhuhu.

Banjir memang bikin susah dan resah, baik bagi yang kebanjiran maupun tidak. Mudah-mudahan hujannya baik-baik saja ya, ngga pakai banjir lagi sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan tenang *amin*. Yuk, cegah banjir mulai dari hal kecil di sekitar kita dengan tidak membuang sampah sembarangan serta memelihara & menjaga saluran air di sekitar rumah supaya airnya tetap mengalir.