27 Juni 2015
Satu Sore Bersama Dokter Vicka
Kali ini saya membuat janji bertemu dengan dokter bukan untuk berobat tapi untuk ngobrol-ngobrol santai di suatu kedai kopi di Jakarta. Dokter Vicka Farah Diba adalah dokter spesialis anak yang saat ini bertugas di rumah sakit di Pekanbaru, Riau. Kami berkenalan lewat email. Kala itu dr. Vicka sedang mencari ilustrator untuk menggarap ilustrasi kumpulan cerpennya yang kerap ditayangkan di dokteranakku.net. Dr. Vicka sangat suka menulis dan punya minat besar pada cerita anak. Kami cukup sering menjalin komunikasi lewat email, membicarakan tentang buku anak. Karena tidak puas hanya ngobrol lewat email, saya mengajaknya bertemu bila ada kesempatan ke Jakarta. Dan beliau menyambut baik ajakan saya.
Awal bulan Juni, saya dapat kabar dari dr. Vicka kalau ia sedang ada urusan di RSCM, Jakarta. Kami pun membuat janji untuk bertemu esok sorenya di Taman Ismail Marzuki. Kebetulan TIM cukup dekat dari RSCM dan saya memang berniat ingin mengajak sang dokter jalan-jalan ke TIM, tempat andalan saya kalau mau bertemu seseorang. Hahaha.
Sekitar pukul lima saya tiba di sana. Saya duduk menunggu kedatangan dr. Vicka di depan TIM, dekat patung Ismail Marzuki. Tidak lama kemudian beliau datang. Kami akhirnya bertemu muka untuk pertama kalinya disaksikan oleh patung Pak Ismail. Hihihi. Sebelum menuju ke kedai kopi untuk mengobrol, saya mengajak dr. Vicka berjalan-jalan dulu keliling TIM. Sudah lama sekali saya ngga main-main ke sana. Terakhir kali ke TIM juga untuk bertemu teman blogger.
Sore itu cerah dan suasana di TIM lumayan ramai. Kami berjalan ke Galeri Cipta II, Cinema XXI, melihat sekilas kegiatan anak-anak yang sedang berlatih menari bali di teras Graha Bhakti Budaya, mampir ke Galeri Buku Bengkel Deklamasi, melihat dari jauh gedung Teater Jakarta dan Planetarium. Kami juga berkunjung sebentar ke Institut Kesenian Jakarta. Ternyata gedung kampusnya sudah bagus. Kami keliling kampus, mulai dari FFTV, Fakultas Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Musik, dan FSRD. Saat itu sedang ada acara open house. Jadi kami beruntung bisa masuk ke studio lukis dan studio patung, melihat-lihat lukisan karya mahasiswa IKJ. Di studio lukis saya lihat ada Mas Adjie dan Mas Dick, dosen seni lukis, yang sedang sibuk di ruangannya. Saya juga sempat berpapasan dengan dosen kriya keramik, Ibu Lydia Poetrie. Beliau masih seperti dulu, gayanya simpel namun tetap cantik. Ah, saya jadi rindu kuliah.
Setelah puas keliling IKJ, kami langsung menuju ke Kedai Tjikini. Selama berjalan kaki ke sana, saya mengamati kalau toko sekaligus pabrik roti klasik 'Tan Ek Tjoan' di Cikini sudah tidak ada lagi *sedih*. Sampailah di Kedai Tjikini. Kami memilih ruangan non-smoking di lantai dua. Suasana ruangannya nyaman dan sepi, membuat obrolan ringan kami semakin syahdu. Saya menikmati iced latte cappuccino sambil menemani dr. Vicka menghabiskan puding keju karamelnya, kami bertukar cerita tentang kegiatan sehari-hari. Dokter penyuka warna pink ini bercerita bagaimana ia menghadapi pasien anak-anak yang takut dengan dokter, keinginannya membuat buku anak, sampai hobinya menulis dan jalan-jalan. Keasyikkan ngobrol sampai ngga terasa hari sudah gelap. Sebagai kenang-kenangan saya memberinya beberapa kartu pos bikinan saya. Seusai menunaikan salat maghrib di musholla Kedai Tjikini, kami menyudahi obrolan dan kembali berjalan ke TIM untuk berpisah di sana.
Satu sore yang menyenangkan. Saya ngga pernah kepikiran bakal punya teman seorang dokter. Profesi yang sungguh jauh dari bidang yang saya geluti. Sekitar seminggu setelah pertemuan itu, saya menerima paket kecil via pos berisi dua suvenir tempelan kulkas lucu bertuliskan I love Riau dan bergambar orang utan, Balikpapan - Kalimantan Timur. Makasih, Dokter Vicka. Sampai bertemu lagi kapan-kapan ya! ^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Whaaaa pasti senang deh ketemu reman yang jauh ^^
BalasHapusWah... Toko Roti Tan Ek Tjoan udah tutup ya, Mbak? Sayang sekali. Aku baru ke sana sekali. Berharap kalau ke Jakarta bisa ke sana dan beli roti gambang lagi. :(
BalasHapus-Yenni
Tim dekat Cikini...Es Krim Tjanang masih ada nggak ? Toko tas Laba Laba ? Lalu bioskop TIM masih ada ? Gambar ibu dokter dan anak anak itu manis sekali ... give me a warm feeling in my heart
BalasHapus@Tanaraga: Makasih, mba Tirsa! Dulu suka main ke TIM ya, mba? Toko Laba Laba tempat jual dan reparasi tas masih ada di sana. Bioskop 21 di TIM jg masih ada, namanya sekarang jadi XXI. Es Krim Tjanang kayaknya masih ada tapi aku belum pernah coba. Kapan2 kalo main ke TIM (Cikini) lg mau cari dan coba ah.. *mudah2an es krimnya masih ada* :D
BalasHapus